Sedikit Memandang Jejak Langkahku

Sedikit mengingat kembali ketika aku memutuskan untuk masuk ke seminari. Dalam hal itu, ada sebuah tujuan yang ingin kucapai, yakni mengolah jiwa pelayanan di dalam diriku. Hingga akhirnya aku sungguh menjadi seorang seminaris yang benar-benar merasakan bagaimana rasanya hidup di seminari. Bagiku sendiri, ini adalah sebuah kesempatan awal untuk mewujudkan apa yang ingin kucapai tersebut.awal hidupku di seminari dimulai ketika aku menjalani hidupku di dalam masa-masa persiapan sebagai seorang yang baru. Dalam masa-masa inilah, banyak hal-hal baru yang kudapat entah itu yang menyenangkan maupun sebaliknya. Namun, aku mencoba melatih diriku untuk menjadi orang yang hanya mengeluh dan mengeluh saja. Memang, walaupun terasa berat, tetapi aku berusaha menjalani itu semua dengan sepenuh hati.

Dan kini tiba sudah waktunya dimana aku harus mengakhiri masa-masa persiapanku dan mencoba melngkah ke tingkat yang lebih tinggi lagi. Dalam proses ini, ada satu hal yang ingin aku olah dalam diriku, yakni menumbuhkan rasa bertanggung jawab. Aku baru sadar bahwa selama ini aku kurang bertanggung jawab atas apa yang telah terjadi di sekitarku, entah itu di dalam ataupun di luar diriku. Bagiku sendiri orang yang mau bertanggung jawab adalah orang yang berani mengambil segala resikio yang ada dari apa yang telah ia putuskan. Sebab, mengambil kuputusan yang terlihat ringan pun tidak terlepas dari segala rsikonya. Begitupun dengan panggilan yang yang telah kujalani saat ini. Aku telah memutuskan itu semua dan aku harus bertanggung jawab atas apa ynag telah kuputuskan sendiri.

Naik ke tingkat yang lebih tinggi masih belum merupakan suatu kepastian. Ini semua tergantung bagimana para staff memutuskan itu semua. Namun, bila ditanya “ layakkah aku naik kelas? “ aku akan langsung menjawab” Ya, aku layak “. Dalam hal ini, aku mencoba menjadi seseorang yang optimistis. Bila melihat kembali diriku ke belakang, ketika aku masih mengawali hidupku di seminari ini, aku berusaha sebaik mungkin untuk mengikuti alur kehidupan di seminari. Namun, aku sadar bahwa tidak sepenuhnya aku mampu mengikuti alur itu dengan baik. Terkadang aku justru melenceng dari jalur tersebut.

Menurut buku The Secret “ pikiran yang baik akan menghasilkan frequensi yang baik pula”. Dari sepatah kalimat itulah, aku belajar menjadi orang yang optimistis dan dari sini pulalah aku yakin atas segala usaha yang telah kulakukan. Apapun keputusanya itu, aku harus menerima itu semua apa adanya. Bagiku yang terpenting, yaitu aku telah mencoba itu semua.

0 Responses

Posting Komentar